LiatAja ~ Beberapa foto berikut ini memperlihatkan kondisi tak manusiawi di dalam sebuah penjara yang berada di Filipina. Foto ini akhirnya menjadi viral di internet.
Pelonjakan jumlah tahanan bukan tanpa alasan, Sejak berkuasa di Filipina, 1 Juli 2016, Presiden Rodrigo Duterte mengklaim, telah berhasil membuat 43 ribu terduga penjahat narkoba menyerahkan diri dan sebanyak 300 kilogram (kg) sabu disita.
Lapas di Quezon City itu kini menampung 3.800 orang tahanan, hampir lima kali lipat dari kapasitas maksimalnya.
Di dalam penjara ini, para tahanan itu kini hidup berdesakan hanya beralaskan lantai beton atau di semua ruang yag tersedia. Saking padatnya tak sedikit yang terpaksa tidur sambil duduk atau berdiri.
"Banyak yang menjadi gila," kata Mario Dimaculangan, narapidana yang paling lama menghuni penjara itu kepada AFP.
"Mereka tak bisa berpikir. Tempat ini begitu penuh. Hanya dengan sedikit gerakan maka kami akan menyenggol sesuatu atau seseorang," tambah Mario.
Direktur Eksekutif Pusat Informasi HAM Filipina (PhilRights) Dr Nymia Pimentel Simbulan mengatakan, kondisi mengenaskan ini juga terjadi di hampir semua lapas di negeri kepulauan itu.
"Kondisi semacam ini terjadi di berbagai penjara di kabupaten dan kota di seluruh negeri termasuk lapas yang dikelola pemerintah pusat," ujar Simbulan.
Kondisi sanitasi di berbagai lapas itu sangat buruk. Di lapas Quezon City, satu kamar mandi digunakan lebih dari 130 orang.
Menurut laporan Komisi HAM pada April 2015, di lapas-lapas Filipina nyaris tak tersedia toilet atau toilet yang ada dalam kondisi sangat buruk.
Kondisi sanitasi yang buruk berujung pada kondisi lingkungan yang tak higienis yang berujung pada munculnya berbagai penyakit seperti TBC, infeksi kulit, diare dan berbagai penyakit lainnya.
Masalah lain adalah ketegangan di antara para narapidana yang berdesakan itu kerap berujung kekerasan dan penyiksaan.
"Kelebihan populasi adalah masalah besar. Sama seperti makanan, situasi kurang bersih dan minimya fasilitas membuat mereka hidup menderita," tambah Simbulan.
Padahal Filipina adalah negara penandatangan konvensi PBB menentang penyiksaan, yang salah satu isinya adalah melarang perlakuan kejam dan tak manusiawi terhadap narapidana atau tahanan
"Sayangnya, kondisi di berbagai penjara di Filipina menunjukkan hal sebaliknya," tambah Simbulan.
"Kondisi semacam ini sudah berlangsung lama dan pemerintah nampaknya tidak mengambil langkah untuk mengatasi kepadatan dan minimnya fasilitas di lapas," lanjut Simbulan.
Pelonjakan jumlah tahanan bukan tanpa alasan, Sejak berkuasa di Filipina, 1 Juli 2016, Presiden Rodrigo Duterte mengklaim, telah berhasil membuat 43 ribu terduga penjahat narkoba menyerahkan diri dan sebanyak 300 kilogram (kg) sabu disita.
Lapas di Quezon City itu kini menampung 3.800 orang tahanan, hampir lima kali lipat dari kapasitas maksimalnya.
Di dalam penjara ini, para tahanan itu kini hidup berdesakan hanya beralaskan lantai beton atau di semua ruang yag tersedia. Saking padatnya tak sedikit yang terpaksa tidur sambil duduk atau berdiri.
Berikut Kita liataja beberapa fotonya
"Mereka tak bisa berpikir. Tempat ini begitu penuh. Hanya dengan sedikit gerakan maka kami akan menyenggol sesuatu atau seseorang," tambah Mario.
Direktur Eksekutif Pusat Informasi HAM Filipina (PhilRights) Dr Nymia Pimentel Simbulan mengatakan, kondisi mengenaskan ini juga terjadi di hampir semua lapas di negeri kepulauan itu.
"Kondisi semacam ini terjadi di berbagai penjara di kabupaten dan kota di seluruh negeri termasuk lapas yang dikelola pemerintah pusat," ujar Simbulan.
Kondisi sanitasi di berbagai lapas itu sangat buruk. Di lapas Quezon City, satu kamar mandi digunakan lebih dari 130 orang.
Menurut laporan Komisi HAM pada April 2015, di lapas-lapas Filipina nyaris tak tersedia toilet atau toilet yang ada dalam kondisi sangat buruk.
Kondisi sanitasi yang buruk berujung pada kondisi lingkungan yang tak higienis yang berujung pada munculnya berbagai penyakit seperti TBC, infeksi kulit, diare dan berbagai penyakit lainnya.
Masalah lain adalah ketegangan di antara para narapidana yang berdesakan itu kerap berujung kekerasan dan penyiksaan.
Padahal Filipina adalah negara penandatangan konvensi PBB menentang penyiksaan, yang salah satu isinya adalah melarang perlakuan kejam dan tak manusiawi terhadap narapidana atau tahanan
"Sayangnya, kondisi di berbagai penjara di Filipina menunjukkan hal sebaliknya," tambah Simbulan.
"Kondisi semacam ini sudah berlangsung lama dan pemerintah nampaknya tidak mengambil langkah untuk mengatasi kepadatan dan minimnya fasilitas di lapas," lanjut Simbulan.
LiatAja | Sumber: http://www.todayonline.com/world/asia/overcrowding-philippine-jails-worsens-drugs-crackdown